Senin, 12 November 2012

life from here

Merdeka , Bebas , Tertawa , Lepas 
Apakah ada sedikit beban yang kau sembunyikan oh bapa tua?

walking in daydream

entah mengapa begitu tersadar tetap saja berpijak di bumi yang sama ,,
dengan sedikit harapan gravitasi sedikit menghilang,,

Uranus

Uranus , mimpi , pelangi , dan bulan yang ada lima disana
 Uranus, tak ada siapapun , bahkan energi potensial sekalipun
semuanya melambung , termasuk berjuta rasa yang terikat
aku lepas lepas
disini tak ada sinyal , tak ada pesan yang meracau
aku dapat menyibukkan diriku sendiri
tak ada engkau para peracau..
bahkan kau tak dapat menghubungiku...

Uranus..
akan kuhias kupasang semua yang kusuka
ku putar musik ku keras-keras
biarkan aku menari tanpa ada yang melihat
biarkan aku menyanyi dengan suara parau
biarkan aku berteriak sekeras-kerasnya
biarkan aku menangis sejadi-jadinya
biarkan aku menumpahkan segala  ruah
jika kau mulai muak , setelah itu aku akan pergi..
kembali ke bumi
kembali kedalam kebisuan
tanpa kata tanpa nada tanpa maupun rima
















terimakasih uranus

Rabu, 06 Juni 2012

Aku Kamu Angin

Ketika hidup mu dalam situasi sulit , aral tanpa tujuan , penuh masalah , datang kemari memelukku menangis di pundakku , tertawa karenaku , terbawa terbang meninggalkan segala kepenatan olehku , terobati olehku , berlari menggenggam erat tanganku.

 

Sampai ketika hidupmu kembali sempurna , kau membiarkan aku terbawa angin yang berhembus bersama dedaunan kering, dan kau sibuk tertawa menari bersama burung burung kecil , di bawah pohon itu, dibawah pohon dimana engkau mengungkapkan segala keluh kesah akan masalah yang menimpamu .

 

Sedangkan aku? Terbawa angin yang tak mungkin terhembus kembali ketempat dimana awal aku berpijak, tempat pertama kali kau menemukanku untuk menumpahkan semua keluh kesahmu . aku berusaha untuk melawan arus angin yang menerbangkanku untuk kembali ketempat itu. Namun apa daya kau sendiri yang meniupkan angin itu.

 

Haruskah ku mencoba kembali? Awal terbawa angin aku selalu berusaha untuk melawan, namun perjalanan terbawa angin begitu panjang, berkali kali aku melewati tempatmu berpijak , namun tak kau hiraukan sedikitpun, aku menunduk dan berusaha untuk tetap mengikuti angin, dan berusaha untuk menjadi bagian dari anging.

 

Angin yang memutari tubuhmu, angin yang membelai rambutmu, angin yang menyentuh hidungmu, angin yang menemanimu saat malam, angin yang menari disekitarmu , angin yang tak pernah kau sadari .

 

Aku menatapmu melihatmu tertawa , berusaha untuk ikut tertawa namun tak ada suara tawaku di telingamu. Aku menggelegar  menjadi pusaran anging di sekitarmu  meniupkan awan gelap di atas kepalamu dan pohon disampingmu , dan aku menitikan air mata yang menjadi tetesan hujan. Namun pohon melindungimu dari rintikan hujan , sehingga kamu tak pernah tau bahwa aku sedang menangis.

 

Hidupmu sudah sangat sempurna dan bahagia, kamu melupakan segalanya, tak hanya aku . kamu menebang pohon yang telah melindungimu itu,memusnahkan burung-burung yang menemanimu tertawa dan menari. Kamu terlalu asik dengan dirimu sendiri. Berlari kesana kemari asik dengan sesuatu yang baru dan melupakan yang lama.

 

Sempat aku berpikir untuk terus menjadi angin , menatapimu dengan tajam sampai mata ini buta tak dapat melihat sekeliling. Sampai sang angin berbisik kepadaku “Kamu  memusnahkan duniamu hanya untuk menggapai bayang bayang fana. Meninggalkan harapan,impian,kasih,air mata seseorang ,dan dirimu sama saja dengan orang itu.”

 

Sejauh itukah?